By : Tif'atul
Kehamilan
ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar kandungan merupakan suatu kondisi
kehamilan dimana sel
telur yang sudah dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu,
namun melekat ada tempat yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal
dengan nama tuba falopi atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga perut
atau di indung telur. Atau dengan kata lain, kehamilan ektopik meruapakan suatu
kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami implantasi pada tempat
selain tempat seharunya, yaitu uterus. Jika sel telur yang telah dibuahi
menempel pada saluran telur, hal ini akan menyebabkan bengkaknya atau pecahnya
sel telur akibat pertumbuhan embrio.
Kehamilan
ektopik menimpa sekitar 1% dari seluruh kehamilan dan hal ini merupakan suatu
kondisi darurat dimana dibutuhkan pertolongan secepatnya. Karena jika dibiarkan
kondisi ini sangat berbahaya dan mampu mengancam nyawa ibu, hal ini disebabkan
oleh perdarahan dalam rongga abdomen, dan bukan terjadinya perdarahan keluar.
Dalam kasus kehamilan ektopik, janin memiliki kemungkinan yang sangat kecul
untuk dapat bertahan hidup. Namun di sejumlah kondisi kecil, contoh pada
kehamilan abdominal, kehamilan dan janin bisa bertahan hingga masa
persalinan dan jika
persalinan dilakukan dengan cara caesar, maka ada harapan serta kemungkinan
bayi untuk dapat bertahan hidup.
Penyebab Kehamilan Ektopik
Kehamilan
ektopik biasanya disebabkan oleh berbagai hal, dan yang paling sering adalah
disebabkan adanya infeksi pada saluran falopi (tuba falopi - fallopian
tube). Kehamilan ektopik besar kemungkinan terjadi pada kondisi:
- Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya (terdapat riwayat kehamilan ektopik)
- Ibu pernah mengalami operasi pembedahan pada daerah sekitar tuba falopi
- Ibu pernah mengalami Diethylstiboestrol (DES) selama masa kehamilan
- Kondisi tuba fallopi yang mengalami kelainan kongenital
- Memiliki riwayat Penyakit Menular intimual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease)
Gejala Kehamilan Ektopik
Pada saat
usia kehamilan mencapai usia 6-10 minggu, biasa ibu hamil yang mengalami
kehamilan ektopik akan mengalami gejala:
- Ibu hamil mengalami rasa sakit pada daerah panggul salah satu sisinya dan biasanya terjadi dengan tiba-tiba
- Mengalami kondisi perdarahan alat kelamin di luar jadwal menstruasi atau menstruasi yang tidak biasa
- Mengalami rasa nyeri yang sangat pada daerah perut bagian bawah
- Ibu hamil mengalami pingsan
Gejala tahap lanjut pada kehamilan ektopik
- Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering
- Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
- Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
- Terjadinya denyut nadi yang meningkat
Diagnosa
Kehamilan
ektopik biasanya sangat sulit di diagnosa oleh dokter, karena gejala dan tanda kehamilan ektopik juga biasanya terjadi pada
kehamilan normal. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi
terjadinya kehamilan ektopik, yaitu dengan cara:
- Menggunakan USG (ultrasonography). Melalui usg dokter dapat mendeteksi kehamilan ektopik karena tuba falopi terdetek mengalami kerusakan dan terjadinya perdarahan atau terdeteksi di luar uterus terdapat embrio
- Melalui pengukuran terhadap kadar HCG (human chrionic gonadotopin - hormon kehamilan). Ibu hamil yang mengalami ektopik biasanya kadar hcg nya tidak mengalami peningkatan
- Dilakukannya pembedahan dengan sayatan kecil di bagian bawah perut (laparoskopi)
Pengobatan
Dokter akan
selalu membatalkan kondisi kehamilan ektopik dengan cara pemberian obat-obatan
untuk menahan perkembangan embrio. Efek jangka panjang akan dapat terhindarkan
jika, kehamilan ektopik dapat terdekteksi sejak dini. jika kehamilan ektopik
telah terdektesi sejak dini, hal ini dapat ditangani dengan pemberian obat
suntik agar dapat diserap oleh tubuh ibu hamil, hal ini dapat menyebabkan
kondisi tuba falopi masih dalam keadaan utuh. Jika kondisi serius, seperti jika
tuba falopi telah mengembang, maka dokter akan melakukan operasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar