Minggu, 18 November 2012


Buka Gamb...


INFEKSI TRAKTUS URUNARIUS DALAM KEHAMILAN

OLEH MARIANAH

Infeksi traktus urinarius merupakan komplikasi yang sering terjadi selama kehamilan. Pada sebagian penderita, infeksi sering terbatas pada traktus urinarius bawah. Infeksi dapat asimtomatik ( bakteriuria asimptomatik ) atau simptomatik ( sistitis akut ). Namun bila tidak diterapi, infeksi akan menjalar ke atas hingga terjadi pielonefritis akut.
Faktor predisposisi terjadinya bakteriuria dan infeksi traktus urinarius selama kehamilan oleh karena perubahan hormonal dan pengaruh mekanik yang berakibat: aliran urin relatif statis di ureter, gangguan pengosongan kandung kemih, peningkatan residu urin, penigkatan prevalen refluks vesiko ureter. Peningkatan pH urin.
Pada epidemiologi, faktor risiko lain adalah usia, paritas,  sickle, cell trai t, sosio ekonomi rendah, riwayat infeksi traktus urinarius sebelumnya, diabetes, kelainan anatomitraktus urinarius. Batasan infeksi traktus urinarius adalah adanya organisme yang tumbuh dan merusak traktus urinarius. Secasra klinis, hal ini dihubungkan  dengan jumlah bakteri  dalam sampel urin. Disebut bakteriuria bermakan bila kultur terdapat  105 colony-forming init (CFU ) bakteri per mL urin porsi tengah, 2 kali pengambilan  sampel  pada hari yang berbeda untukmeningkatkan nilai prediktif . bila pengambilan sampel hanya1 kali, terjadi 40% positif palsu. Kultur urin untuk menegakkan diagnosis masih menjadi gold standar.
GEJALA ???
Secara garis besar terdapat tiga gangguan yang sering dikeluhkan ibu hamil, yaitu berkaitan dengan gangguan penampungan, gangguan berkemih, dan stress inkontinensia. Gangguan penampunagn menimbulkan perasaan urgensi untuk berkemih. Frekuensi dan nokturia meningkat selama kehamilan karena peningkatan output urin. Urgensi terjadi pada 60% kehamilan, 10-19% mengalami urge inkontinensia pada trimester III yang biasanya disertai iritabilitas detrusor. Inkontinensia urgensi  dan iritabilitas detrusor akan menghilang pasca persalinan.
Gangguan berkemih berupa pancaran berkemih yang lemah pada 25 %  wanita dan 30%  mengalami perasaan tidak puas setelah berkemih, retensi urin postpartum  juga dapat disebabkan pemakaian analgesi epidural, dan partus tindakan . stress inkontinensia dialami 30-60 % wanita hamil. Faktor yang meningkatkan risiko adalah obesitas, grande multipara, dan partus pervaginam operatif.
Kadang-kadang muncul hematuria yangmerupakan kelainan fisiologis akibat meningkatnya fragilitas pembuluh vena tubuli ginjal. Nyeri di bawah tulang rusuk adan nyeri pinggang mungkin merupakan gejala batu saluran kencing. Hidronefrosis, pielonefritis   atau ruptur ginjal spontan, hal ini merupakan gejala yang tidak berkaitan dengan kehamilan.

Tidak ada komentar: