INFEKSI TRAKTUS URUNARIUS DALAM KEHAMILAN
OLEH MARIANAH
Infeksi traktus
urinarius merupakan komplikasi yang sering terjadi selama kehamilan. Pada sebagian
penderita, infeksi sering terbatas pada traktus urinarius bawah. Infeksi dapat
asimtomatik ( bakteriuria asimptomatik ) atau simptomatik ( sistitis akut ). Namun
bila tidak diterapi, infeksi akan menjalar ke atas hingga terjadi pielonefritis
akut.
Faktor predisposisi
terjadinya bakteriuria dan infeksi traktus urinarius selama kehamilan oleh
karena perubahan hormonal dan pengaruh mekanik yang berakibat: aliran urin
relatif statis di ureter, gangguan pengosongan kandung kemih, peningkatan
residu urin, penigkatan prevalen refluks vesiko ureter. Peningkatan pH urin.
Pada epidemiologi,
faktor risiko lain adalah usia, paritas,
sickle, cell trai t, sosio ekonomi rendah, riwayat infeksi traktus
urinarius sebelumnya, diabetes, kelainan anatomitraktus urinarius. Batasan infeksi
traktus urinarius adalah adanya organisme yang tumbuh dan merusak traktus
urinarius. Secasra klinis, hal ini dihubungkan
dengan jumlah bakteri dalam
sampel urin. Disebut bakteriuria bermakan bila kultur terdapat 105 colony-forming init (CFU ) bakteri per mL urin porsi tengah, 2 kali
pengambilan sampel pada hari yang berbeda untukmeningkatkan nilai
prediktif . bila pengambilan sampel hanya1 kali, terjadi 40% positif palsu. Kultur
urin untuk menegakkan diagnosis masih menjadi gold standar.
GEJALA ???
Secara garis
besar terdapat tiga gangguan yang sering dikeluhkan ibu hamil, yaitu berkaitan
dengan gangguan penampungan, gangguan berkemih, dan stress inkontinensia. Gangguan
penampunagn menimbulkan perasaan urgensi untuk berkemih. Frekuensi dan nokturia
meningkat selama kehamilan karena peningkatan output urin. Urgensi terjadi pada
60% kehamilan, 10-19% mengalami urge inkontinensia pada trimester III yang
biasanya disertai iritabilitas detrusor. Inkontinensia urgensi dan iritabilitas detrusor akan menghilang
pasca persalinan.
Gangguan
berkemih berupa pancaran berkemih yang lemah pada 25 % wanita dan 30% mengalami perasaan tidak puas setelah
berkemih, retensi urin postpartum juga
dapat disebabkan pemakaian analgesi epidural, dan partus tindakan . stress
inkontinensia dialami 30-60 % wanita hamil. Faktor yang meningkatkan risiko
adalah obesitas, grande multipara, dan partus pervaginam operatif.
Kadang-kadang
muncul hematuria yangmerupakan kelainan fisiologis akibat meningkatnya
fragilitas pembuluh vena tubuli ginjal. Nyeri di bawah tulang rusuk adan nyeri
pinggang mungkin merupakan gejala batu saluran kencing. Hidronefrosis,
pielonefritis atau ruptur ginjal spontan, hal ini merupakan
gejala yang tidak berkaitan dengan kehamilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar