By. Tri
megawati
A. Pengertian Pre-eklamsia
Preeklamsi
adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga
pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.
B. Etiologi
1.
Peran
prostasiklin dan trombiksan
Pada
preeklamsia dan eklamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular, sehingga
terjadi penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal
meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan digant
trombin dan plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti trombin III, sehingga
terjadi deposit fibrin. Aktifasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan
(TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
2.
Peran
faktor imunologis
Preeklamsia
sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbu lagi pada kehamilan
berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama
pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang
semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa data yang mendukung adanya
sistem imun pada penderita PE-E, beberapa wanita dengan PE-E mempunyai komplek
imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifasi sistem
komplemen pada PE-E diikuti proteinuria.
3.
Faktor
genetik
Beberapa
bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE-E antara lain : (1)
preeklamsia hanya terjadi pada manusia; (2) terdapatnya kecenderungan
meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yang menderita PE-E; (3)
kescenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan
riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka; (4) peran renin-angiotensin-aldosteron
sistem (RAAS).
C. Faktor
Predisposisi
a.
Primigravida / Multigravida
b.
Sosial-ekonomi
c.
Mempunyai kecenderungan penyakit hipertensi dalam
kehamilan atau faktor keturuna.
d.
Mempunyai riwayat penyakit yang menyertai seperti :
DM, Ginjal dan Jantung.
e.
Kehamilan ganda
f.
Mola hidatidosa
g.
Obesitas
h.
Umur lebih dari 35 tahun.
D. Tanda dan
Gejala
1. Pre Eklamsi
Ringan (PER)
a.
Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
b.
Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg
dengan interval pemeriksaan 6 jam.
c.
Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam 1 minggu.
d.
Protein uria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat
kualitatif positif 1 sampai positif 2 pada urin katerer atau urin aliran
pertengahan.
2. Pre Eklamsi
Berat (PEB)
a.
Tekanan darah 160 / 110 mmHg.
b.
Oligouria, urin kurang dari 3 cc / 24 jam.
c.
Protein urin lebih dari 3 gr / liter.
d.
Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan
penglihatan, nyeri kepala, odema paru, dan sianosis gangguan kesadaran.
e.
Pemeriksaan : kadar enzim hati meningkat disertai
ikterus, perdarahan pada retina, tromosit kurang dari 100.000 /mm. Peningkatan
tanda gan gejala pre eklamsia berat memberikan petunjuk akan terjadinya pre
eklamsia.
1) Penanganan
di Puskesmas
·
Menyiapkan surat rujukan yang berisikan
riwayat pen-derita.
·
Menyiapkan partus set dan tongue spatel
(sudip lidah).
·
Menyiapkan obat-obatan antara lain:
valium injeksi, antihipertensi, oksigen, cairan infus dextrose/ringer laktat.
·
Pada penderita terpasang infus dengan
blood set.
·
Pada penderita eklampsia, sebelum
berangkat diinjeksi valium 20 mg/iv, dalam perjalanan diinfus drip valium 10
mg/500 cc dextrose dalam maintenance drops.
·
Diberikan oksigen, terutama saat kejang,
dan terpasang tongue spatel.
2) Penanganan
di Rumah Sakit
§ Segera
rawat di ruangan yang terang dan tenang, terpasang infus Dx/RL dari IGD.
§ Total
bed rest dalam posisi lateral decubitus.
§ Diet
cukup protein, rendah KH-lemak dan garam.
§ Antasida.
§ Anti
kejang:
o
Sulfas Magnesikus (MgSO4)
o
Diazepam
§ Diuretika
Antepartum: manitol
§ Anti
hipertensi, Indikasi: T > 180/110
§ Kardiotonika,
Indikasi: gagal jantung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar