by : Phienna Ecca S
Sebagai akibat penurunan sirkulasi uteroplasenta
maka konsumsi makanan terhadap
janin juga mengalami penurunan. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan badan
janin merupakan akibat yang paling sering, dalam penelitian mendapatkan
frekuensi 15% bayi IUGR dan 27% bayi premature walaupun dilakukan perawatan
standart. (Winardi. B, 1991 : 5)
Diduga
bahwa kapasitas nutrisi plasenta dalam keadaan tersebut dipacu oleh peningkatan
tekanan perfusi, dengan ini pula maka peningkatan klirens dehidroisoandosteron
sulfat. (Winardi. B, 1991 : 6)
Solusio
placenta sejak lama diketahui lebih sering dijumpai pada ibu dengan hypertensi.
Insiden tertinggi didapatkan pada ekslampsi 23,6% disusul hypertensi kronis 10%
dan pre eklampsi 2,3%.(Winardi. B, 1991
: 6)
Dikatakan 60% dari wanita yang menderita
hypertensi kronis, pada saat hamil akan mengalami kenaikan tekanan darah,
15-30% mempunyai resiko untuk mendapatkan superimposed pre eklampsia.
Resiko
terjadinya superimposed pre eklampsi tidak tergantung pada tingkat hypertensinya.
Bila terjadi penurunan fungsi renal (BUN > 20mg%) kreatinin serum > 1,5mg% pada keadaan hypertensi
kronis, maka resiko terjadinya superimposed pre eklampsi mendekati angka 100%.
Dengan
meningkatnya tensi pada saat hamil maka resiko lain juga menjadi lebih tinggi
misalnya infark miokard akut, CVA, payah jantung, gagal ginjal, hematuria.
(Winardi. B, 1991 : 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar